Jumat, 02 Desember 2011

APNEA TIDUR


Tidur adalah kebutuhan manusia paling pokok yang merupakan sebuah proses fundamental. Tidur didefinisikan sebagai kondisi pelepasan perseptual dari lingkungan yang bersifat sementara dan dapat berulang.
Rata-rata orang meluangkan 6 hingga 8 jam per hari untuk tidur, meski ada juga yang tidur hingga 10 jam per hari atau justru cukup 4 jam per hari. Berarti kita meluangkan hampir sepertiga hari, atau sepertiga hidup, kita untuk tidur, kendati banyak dari kita tidak pernah memikirkan hal tersebut. Begitu pula dengan gejala atau permasalahan tidur. Salah satu diantaranya adalah Apnea tidur atau mendengkur

a.      Definisi Apnea tidur atau Mendengkur
Apnea Tidur berarti pernapasan abnormal selama tidur; "apnea" berarti "tanpa napas" dan mengacu kepada perhentian yang panjang di antara napas. Merupakan gangguan tidur umum yang sangat mengherankan. Karena apnea biasanya menyebabkan kesadaran sedikit, dengan adanya gangguan ini maka akan merampas orang dari tidur yang nyenyak, terus-menerus dan menyegarkan. Juga menyebabkan turunnya tingkat oksigen di dalam darah, yang dapat menyebabkan perubahan pada tekanan darah dan ketegangan pada jantung dan paru-paru. Mereka yang menderita Apnea Tidur juga sering mendengkur.   Apnea tidur obstruktif merupakan kelainan tidur yang paling umum. Dampaknya terlihat pada tidur yang terganggu, sering terjaga dan kualitas tidur yang rendah.
Obstructive Sleep Apnea (henti nafas saat tidur) adalah gangguan tidur yang ditandai dengan tidur mendengkur (ngorok) dan rasa kantuk berlebih. Dengan penanganan yang tepat, OSA dapat diatasi.
Henti nafas terjadi sebagai akibat dari menyempitnya jalan nafas atas saat tidur. Akibatnya, kadar oksigen dalam darah menurun dan akan memicu otak untuk terbangun sejenak (micro arousal) tanpa terjaga. Ini akan memotong proses tidur sehingga kualitas tidur menjadi buruk. Tak heran jika penderitanya cenderung mengantuk di siang hari.


b.      Penyebab Apnea Tidur
Dalam Apnea Tidur obstruktif, yang merupakan jenis yang paling umum, pasien berusaha bernapas tetapi tidak bisa karena adanya hambatan jaringan di saluran napas bagian atas yang lebih kentara sewaktu pasien berbaring, atau dari relaksasi otot selama tidur nyenyak. Hambatan ini dapat merupakan jaringan yang berlebihan, dan juga dari anatomi yang tidak sepadan di saluran napas bagian atas.
Mendengkur disebabkan karena getaran jaringan lunak berlebihan di saluran napas bagian atas, biasanya langit-langit lunak dan uvula. Karena baik mendengkur maupun Apnea Tidur obstuktif dapat disebabkan oleh jaringan yang berlebihan, banyak pasien mempunyai keduanya, tetapi sekali lagi biasanya ini tak berkaitan. Baik Apnea Tidur dan mendengkur dapat disebabkan atau diperburuk oleh posisi tidur; biasanya keduanya bertambah buruk apabila tidur tengadah.
c.       Patofisilogi atau kondisi fisik
Ciri-ciri Apnea tidur :
·         Tidur mendengkur dengan periode henti napas (apnea)
·         Kantuk berlebihan di siang hari
·         Tersedak atau kehabisan napas disaat tidur
·         Kualitas tidur yang kurang nyenyak
·         Insomnia
·         Mulut terasa kering disaat bangun tidur
·         Nyeri dada diwaktu malam
·         Depresi
·         Konsentrasi terganggu
·         Daya ingat menurun
·         Mudah marah
·         Masalah seksual {Impotensi)
·         Daya ingat menurun
·         Sakit kepala di pagi hari
·         Sering kencing di malam hari
·         Kelebiha berat badan
·         Bentuk leher yang pendek tetapi besar
·         Hipertensi atau diabetes
Apnea Tidur sering menyebabkan gangguan pada pola tidur. Orang biasanya tidak bangun sepenuhnya, jadi sering tak menyadari keparahan gangguan tidur. Gangguan dalam tidur nyenyak ini menyebabkan sangat ngantuk yang berbahaya selama siang hari. Selain itu, Apnea Tidur mungkin terkait dengan masalah jantung dan paru-paru termasuk tekanan darah tinggi. Tingkat kematian dari semua penyebab juga lebih tinggi pada pasien dengan Apnea Tidur obstruktif yang sedang sampai parah.
Kondisi ini serupa dengan yang dalam patofisiologi disebut, dan yang sering kita dengar sehari-hari sebagai, kurang tidur. Saat siang hari, pasien merasa mengantuk berlebihan, konsentrasi rendah, daya ingat turun dan mudah marah. Dalam jangka panjang kondisi ini memiliki konsekuensi medis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan kematian mendadak selagi tertidur.

Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari. Kebanyakan orang yang mengidap gangguan mendengkur atau apnea tidur merasa sangat lelah pada siang hari. Mereka bahkan dapat tertidur ketika sedang bekerja, berkendara, sedang berdiskusi, sedang membaca atau menonton TV. Selain itu pada pasien pengidap apnea tidur mengalami dengkuran yang keras, kebanyakan orang yang mengidap gangguan mendengkur atau apnea tidur mendengkur dengan keras. Sering sekali diselingi dengan tarikan napas panjang yang spontan dan cepat. Kemudian, ciri-ciri selanjutnya adalah mudah tersinggung, diakibatkan kurang tidur dan stres untuk menjalani hidup normal, penderita gangguan mendengkur atau apnea tidur seringkali menjadi mudah tersinggung. Konsekuensi yang lebih serius berkaitan dengan OSA termasuk depresi, tekanan darah tinggi, gangguan jantung yang serius, masalah seksual, kehilangan daya ingat, kemerosotan intelektual dan sakit kepala di pagi hari.
Perlu diketahui bahwa, Penderita gangguan mendengkur atau apnea tidur mencapai 10% populasi orang dewasa. Dapat juga ditemukan pada berbagai usia mulai dari bayi yang baru lahir sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita.

d.      Penatalaksanaan
Seperti penanganan medis lainnya,perawatan apnea tidur juga melalui tahapan yang konservatif. Jika dinilai kurang memadai baru dilakukan dengan tindakan infasif (pembedahan).
            Cara konservatif, menangani dengkuran atau apnea tidur dengan tahap awal:
  • Kurangi berat badan
  • Tidur miring, gunakan badan untuk membantu
  • Hinadri obat-obatan dan alkohol yang hipnotik
  • Jangan merokok
  • Hindari kafein adn makan di tengah malam
  • Tidur dengan teratur
  • Berkonsultasilah dengan dokter
Tahapan pertama adalah dengan membicarakan masalah Anda dengan dokter, untuk mengetahui kemungkinan gangguan tidur yang diderita.
Jika perlu, Anda harus melakukan pemeriksaan Polisomnografi di laboratorium tidur.
Alternatif lain dari polisomnografi adalah dengan apnea screening yang lebih murah namun jauh kurang lengkap sehingga pada beberapa kasus akhirnya pasien harus diperiksakan lagi dengan polisomnografi lengkap.
Perawatan
Standar internasional perawatan OSA adalah dengan menggunakan nasal continuous possitive airway pressure (CPAP.) Prinsip kerjanya adalah meniupkan udara bertekanan positif untuk membuka penyempitan jalan nafas.
Penggunaannya amatlah mudah. Namun demikian penderita harus melewati tahap tertentu yang bernama CPAP trial. Tahapan ini amat penting untuk mengetahui besarnya tekanan yang diperlukan, sebaran tekanan dan juga kenyamanan pemakaian. Yang paling penting adalah evaluasi mengenai seberapa jauh keluhan pasien berkurang.
Alternatif lain adalah dengan jalan pembedahan ataupun penggunaan alat bantu yang dikenakan di dalam mulut.
Dengan berkembangnya teknologi kedokteran, beberapa prosedur THT pun dapat dilakukan pada penderita OSA. Salah satu yang termuktahir adalah dengan celon radio-frequency yang amat aman dan nyaman. Kebanyakan prosedur ini bahkan dapat dilakukan satu hari tanpa perlu rawat inap.
Semua tahapan terapi dapat dilakukan di bawah satu atap. Bahkan beberapa pasien yang memerlukan kombinasi antara tindakan THT dan penggunaan CPAP dapat dengan nyaman melakukannya di klinik gangguan tidur.
Cara lain yang lebih mudah adalah dengan mengurangi berat badan. Selain itu Apnea dapat disembuhkan dengan memodifikasi posisi tidur.
Resiko OSA bagi Kesehatan
a) Satu dari tiga penderita hipertensi juga menderita OSA dan 80% penderita hipertensi yang resisten terhadap pengobatan juga menderita OSA.
b) Setengah dari jumlah penderita payah jantung kongestif juga menderita OSA.
c) Penderita OSA mempunyai resiko 7 kali lebih banyak untuk terserang stroke.
d) Penderita OSA juga mempunyai resiko 7 kali lipat untuk mengalami kecelakaan lalu lintas.
e) 60%-70% pasien Diabetes tipe 2 juga menderita OSA.








KESIMPULAN

Apnea tidur adalah pernapasan abnormal selama tidur; "apnea" berarti "tanpa napas" dan mengacu kepada perhentian yang panjang di antara napas.
Penyeabab apnea disebabkan karena getaran jaringan lunak berlebihan di saluran napas bagian atas, biasanya langit-langit lunak dan uvula, serta posisi tidur; biasanya keduanya bertambah buruk apabila tidur tengadah.
Patofisiologi Apnea : rasa kamtuk yang berlebihan, konsentrasi rendah, daya ingat turun dan mudah marah, dll.
Penatalaksanaan Apnea : tahapan konservatif, dengan mengurangi berat badan, merubah posisi tidur, jangan merokok, dll. Serta melalui tindakan infasif (pembeadahan)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar